Ahlak Terpuji
( Tanggung jawab, Adil dan Bijaksana )
A.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah melaksanakan sesuatu dengan
sungguh-sungguh dengan sesuai dengan ketentuannya. Tanggung jawab menjadi
bagian penting dari sifat-sifat mulia yang harus dimiliki oleh seseorang. Tanpa
tanggung jawab segala jenis pekerjaan akan berantakan. Banyak hal yang akan
terbelangkai. Di sekolah pun para guru kita juga berusaha mendidik kita tentang
arti penting tanggung jawab. Rasulullah bersabda:
“setiap kalian adalah pemimpin dan setiap
pemimpin pasti akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya” (Hr.
Bukhari Muslim)
Tanggung jawab bisa terhadap diri sendiri dan
terhadap orang lain. Contoh terhadap diri sendiri, yaitu jika kita seorang
murid maka tanggung jawab kita adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Jika kita
seorang muslim maka kita harus menaati semua perintah Allah swt dan rasul-Nya.
Sedangkan bentuk tanggung jawab kepada orang lain
yaitu, jika kita dipercaya untuk menjalankan suatu tugas, kita harus melaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B.
Adil
Arti menurut bahasa adalah tidak berat sebelah atau
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sedangkan secara istilah adil adalah suatu
sikap mutlak yang tidak menunjukkkan kecondongan cinta atau marah.
Berlaku adil dalam islam terdiri atas 3 bagian,
antara lain:
1.
Berlaku adil kepada Allah
swt, yaitu dengan tidak mempersekutukan-Nya, menaati perintah-Nya, tidak
melanggar larangan-Nya, dan mensyukuri nikmat-Nya.
2.Berlaku adil dalam
menetapkan hokum terhadap manusia. Misalnya adil dalam menegakkan hokum
terhadap pelaku kejahatan. Firman Allah swt:
...apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat. (Qs. An-Nisa: 58)
3.
Berlaku adil terhadap
keluarga. Maksudnya tidak ada rasa pilih kasih dalam keluarga. Semua anggota
keluarga saling menyayangi satu sama lain. Tidak ada yang lebih disayang atau
lebih tidak disukai
Keadilan hendaknya ditegakkan dimana saja dan
kepada siapa saja. Kita diperintahkan untuk berbuat adil kepad diri sendiri,
kepada keluarga, kepada teman-teman, dan kepada siapa pun. Di dalam surah
An-Nisa ayat 135 Allah berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun
miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah
Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Kebalikkan dari adil adalah zalim. Zalim yaitu
tidak memperhatikan hak orang lain. Mencuri adalah perbuatan zalim, karena
orang yang mencuri mengambil hak orang lain. Seorang pemimpin yang membela
orang yang salah dan menghukum orang benar adalah pemimpin yang zalim.
Allah swt dan rasul-Nya menyuruh kita untuk berlaku
adil dan melarang berbuat zalim. Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk
selalu berbuat adil, dan janganlah sekali-kali berbuat zalim.
C.
Bijaksana
Bijaksana disebut juga dengan al-Hikmah. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, bijaksana diartikan dengan: 1. Menggunakan akal
budi; arif; tajam. 2. Pandai dan hati-hati. Sedangkan hikmah diartikan
kebijaksanaan; kesaktian; dan manfaat. Jadi yang disebut dengan al-Hikmah
adalah perkataan yang tepat dan tegas yang diiringi dengan dalil yang dapat
mengungkapkan kebenaran.
Dalam sejarah islam banyak sekali tokoh-tokoh yang
sangat terkenal dengan kebijaksanaannya. Apalagi dalam diri rasulullah saw.
Ketika hendak dibunuh oleh seorang Quraisy Suraqah bin Malik. Dia adalah pemuda
quraisy yang terkenal mahir menunggang kuda. Dengan diimingi hadiah 100 ekor
unta ia bersiap-siap dengan pedang tajam hendak membunuh rasulullah saw.
Tiba-tiba bumi menarik Suraqah dan kudanya terpendam sakpai ke batas lutut.
Lalu Suraqah minta tolong kepada nabi saw, lalu rasulullah berdoa kepada Allah
swt dan selamatlah Suraqah beserta kudanya.
Dari kisah diatas nampaklah kebijaksanaan
rasulullah saw terhadap orang yang sudah tidak berdaya. Kamu juga harus
demikian, berbuatlah sebijaksana mungkin. Hargailah orangtua, guru dan teman.
Laksanakanlah yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang murid.
Agar dapat berbuat bijaksana, kita harus:
1.
Berpikir dengan tenang
2.
Berusaha menyusun perbuatan
yang baik
3.
Mengatur perbuatan yang
sesuai dengan keadaan dan zaman
4.
Hindari perbuatan yang
dilaran oleh Allah swt
Kerugian bila kita tidak bersikap bijaksana adalah
1.
Dicemoohkan orang
2.
Tidak disukai oleh
teman-teman
3.
Dapat menyakiti orang lain
No comments:
Post a Comment